Selasa, 23 Februari 2010

Apa Itu Sistem Koloid ?

Sistem Koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaan yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar).

Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu, karena semua za, baik padat, cair maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.

Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu berasal dari bahasa Yunani, yaitu “kolla” dan “oid“. Kolla berarti lem, sedangkan oid berarti seperti.

Koloid dapat didefinisikan sebagai sistem heterogen, dimana sutu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang yang didispersikan brachyuran dari satu nanometer sampai satu mikrometer.

Koloid mempunyai sistem dua fase:
Fase terdispersi
Fase terdispersi adalah zat yang didispersikan.
Medium dispersi
Medium dispersi adalah mediun yang digunakan untuk mendispersikan zat.

Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu.


(Sumber: buku “Kimia untuk SMA Kelas XI-2B)

Read More..

Senin, 22 Februari 2010

Jenis Koloid

Jenis-Jenis Koloid


Sistem koloid terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi (medium dispersi). Penggolongan suatu sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan fase pendispersi tersebut.

Koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol.
Ada tiga jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair(padat dalam cair), dan sol gas (padat dalam gas).
Istilah sol biasa digunakan untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat).

Koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi.
Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam gas).
Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama aerosol (aerosol cair).


Koloid yang mengandung fase terdispersi disebut buih.
Hanya ada dua jenis buih, yaitu buih padat dan buih cair.
Campuran antara gas dengan gas selalu bersifat homogen jadi merupakan larutan, bukan koloid.
Istilah buih biasa digunakan untuk menyatakan buih cair.



a. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas.

Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.

Contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara.
Contoh aerosol cair : kabut dan awan.



b. Sol
Sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair.

Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.

Contoh sol : air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergent, sol kanji, tinta tulis, dan cat.



c. Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain.

Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.

Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan lateks.
Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : mayonaise, minyak bumi, dan minyak ikan.



d. Buih
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat air.

Untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergent, dan protein.

Buih digunakan pada berbagi proses, misalnya pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih antara lain eter dan isoamil alkohol.
Zat pemecah buih disebut agen anti buih (defoaming agent).



e. Gel
Gel adalah sistem koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair).

Contoh gel : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.

Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.



(Sumber: buku “Kimia untuk SMA Kelas XI-2B)




Read More..

Manfaat dan Kerugian Koloid

Manfaat Koloid dan Kerugian yang Ditimbulkannya

1. Dialisis
Proses penghilangan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid, dimana dalam proses ini sistem koloid damasking dalam suatu kantong dari selaput semipermiabel (selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil tetapi menahan koloid supaya tidak keluar).

Proses dialisis digunakan pada proses cuci darah pada pasien yang mengalami sakit gagal ginjal. Prosesnya sendiri disebut
hemodialisis.

2. Koloid Pelindung
Koloid pelindung dibuat untuk menstabilkan sistem koloid yang perlu dijaga kestabilannya, dimana koloid pelindung ini akin membungkus partikel zat terdispersi supaya tidak mengelompok.


Contoh:
Gelatin digunakan sebagai koloid pelindung es krim yaitu untuk encage pembentukan Kristal es.

3. Pengolahan Air
Pada pengolahan air bersih juga menggunakan dasar-dasar sifat koloid yaitu adsorbsi dan koagulasi.
Koagulasi terjadi karena lawas (aluminium sulfat) berfungsi sebagai penggumpal lumpur koloid sehingga pada proses selanjutnya lumpur ini akan mudah disaring.
Adsorbs juga terjadi karena tawas dapat membentuk Al(OH)3 yang dapat menyerap (mengadsorbsi) zat-zat pewarna dan pencemar lainnya.

4. Polusi
Polusi khususnya polusi udara, umumnya dikarenakan oleh partikel-partikel polutan yang berbentuk koloid, seperti misalnya debu dan asap.

Berbagai masalah lingkungan terkait dengan koloid, diantaranya adalah asbut. Sebanyak 4000 orang meninggal dalam kasus asbut di London pada tahun 1952. Asbut adalah campuran yang rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel zat cair dan zat padat. Asbut (smog) merukan kombinasi dari asap (smoke) dan kabut (fog).

(sumber: buku "Panduan Kimia Praktis SMA")

Read More..

Sifat-sifat Koloid

Sifat-sifat Koloid

1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah peristiwa menghamburnya cahaya bila dipancarkan melalui sistem koloid.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati efek Tyndall, antara lain:
- Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
- Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu
- Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut

Efek Tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang mempunyai panjang gelombang berbeda. Sinar kuning misalnya lebih sedikit dihamburkan. Itulah sebabnya lampu warna kuning dipakai pada saat berkabut, dimana cahaya kuning lebih dapat menebus kabut dan terlihat oleh pemakai jalan.


2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan dari partikel terdispersi dalam sistem koloid yang terjadi karena adanya tumbukan antar partikel tersebut, gerakan ini sifatnya acak dan tidak berhenti.

Gerak Brown menunjukkan kebenaran teori kinetik molekul yang mengatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair senantiasa bergerak. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid.


3. Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu proses pengamatan imigrasi atau berpindahnya partikel-partikel dalam sistem koloid karena pengaruh medan listrik.

Apabila ke dalam sistem koloid dimasukkan dua batang elektrode kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif).



4. Adsorbsi
Adsorbsi adalah proses penyerapan bagian permukaan benda atau ion yang dilakukan sistem koloid sehingga sistem koloid ini mempunyai muatan listrik.

Sifat adsorbs dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses, antara lain:
Pemutihan gula tebu
Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat dalam gula akan diadsorbsi, sehingga diperoleh gula yang putih bersih.
Norit
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif. Di dalam usus, norit membentuk sitem koloid yang dapat mengadsorbsi gas atau zat racun.
Penjernihan air
Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat. Di dalam air, aluminium sulfat terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid. Al(OH)3 ini dapat mengadsorbsi zat-zat arna atau zat pence mar dalam air .


5. Koagulasi
Koagulasi adalah suatu keadaan dimana partikel-partikel koloid membentuk suatu gumpalan yang lebih besar. Penggumpalan ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain karena penambahan zat kimia atau enzim tertentu.

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari:
- Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
- Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.
- Lumpur colloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas.
- Asap dan debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel.
(sumber: buku "Panduan Kimia Praktis SMA" dan "Kimia Jilid 2B")

Read More..

Pencemaran Tanah

Pencemaran Tanah

Pencemaran yang terjadi pada lingkungan tanah yang menyebabkan tanah menjadi kurang produktif disamping itu juga mungkin terjadi kekeringan, akibat pencemaran ini tumbuh-tumbuhan jadi kurang sempurna pertumbuhannya dan makhluk hidup dalam tanah tidak dapat berkembang biak dengan semestinya.

Penyebab terjadinya pencemaran tanah:
Limbah plastik
Umumnya plastik tidak dapat dibiodegrasi (diurai oleh mikroorganisme dalam tanah) sehingga akan menjadi pencemar dalam tanah.

Limbah pertanian
Limbah ini ada apabila zat-zat kimia dalam pupuk buatan terlalu banyak terdapat dalam tanah, sehingga tanah tidak menjadi subur tetapi justru rusak.


Oleh karenanya pemakaian pupuk harus dilakukan dengan bijaksana.

Limbah logam
Seperti halnya plastik, logam pun tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya pencemaran tanah.

(sumber: buku "Panduan Kimia Praktis SMA"))

Read More..

Minggu, 21 Februari 2010

Pencemaran Air

Pencemaran Air
Pencemaran terjadi karena dalam air terdapat zat-zat yang dapat mengganggu kehidupan makhluk. Penyebabnya dapat berasal dari limbah rumah tangga (misal: pembuangan detergent yang tidak semestinya) atau juga berasal dari limbah industri (misal: zat pewarna dan raksa).

1. Air Bersih
Syarat air bersih:
- Jernih tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa
- Mempunyai pH sekitar 7 atau netral
- Tidak mengandung zat0zat yang mengganggu kehidupan makhluk
- Mengandung oksigen terlarut lebih dari 5 bpj
- Mempunyai BOD (Biochemical Oxygen Demand = kebutuhan oksigen mikroorganisme yang merugikan seperti bakteri) kurang dari 1 bpj
- Tidak mengandung ion-ion yang merugikan makhluk hidup


2. Penyebab terjadinya pencemaran air
Air Sadah
Adalah air yang mengandung ion kalsium (Ca2+) dan atau ion magnesium (Mg2+)


a. Air sadah sementara
adalah air yang mengandung garam hidrokarbonat seperti : Ca(HCO3)2 dan atau Mg(HCO3)2.

- Air sadah sementara dapat dihilangkan kesadahannya dengan cara memanaskan air tersebut sehingga garam karbonatnya mengendap.

- Selain dengan memanaskan air sadah sementara juga dapat dihilangkan dengan mereaksikan larutan yang mengandung Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2 dengan kapur(Ca(OH)2)


b. Air sadah tetap
adalah air yang mengandung garam sulfat (CaSO4 atau MgSO4).
Kadang juga mengandung garam klorida (CaCl2 atau MgCl2).

Air sadah tetap dapat dihilangkan kesadahannya dengan cara:
- Mereaksikan dengan soda Na2CO3 dan kapur Ca(OH)2, supaya terbentuk endapan garam karbonat dan atau hidroksida.
- Proses Zeolit.
Dengan natrium zeolit (suatu silikat) maka kedudukan natrium akan digantikan ion kalsium dan ion magnesium menjadi magnesium atau kalsium zeolit.

Kerugian yang ditimbulkan oleh air sadah:
- Dalam rumah tangga kerugiannya berupa pemborosan sabun karena sabun tidak akan berbusa jika ion Ca2+ dan ion Mg2+ tidak diendapkan terlebih dahulu.
- Timbul kerak pada alat memasak atau ketel sehingga terjadi pendidihan dengan waktu yang lebih lama, yang mengakibatkan pemborosan bahan bakar.
- Menyebabkan penyumbatan pada pipa air dan juga pipa pada radiator.
- Jika dikonsumsi maka akan menyebabkan penumpukan logam-logam tersebut dalam tubuh kita, sehingga kesehatan kita terancam.


Raksa
Raksa adalah unsur logam yang pada suhu ruang berwujud cair dan sifatnya sangat reaktif. Logam ini dapat menjadi zat pencemar apabila berada dalam air, hal ini disebabkan karena wujudnya cair sehingga dapat bercampur dengan air dan susah untuk dipisahkan walaupun mempunyai massa jenis berbeda dengan air.

Apabila unsur ini berada dalam air dan kemudian termakan oleh ikan, dan jika ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia, maka akan sangat merugikan. Seperti contoh yang terjadi di Minamata (Jepang) dan Buyat (Sulawesi Utara).

(sumber: buku "panduan kimia praktis sma")


Read More..

Pencemaran Udara

Zat-zat yang mungkin menjadi pencemar udara

a. Oksida Karbon
Karbon Monoksida (CO)
Sifat CO:
- Tidak berwarna dan tidak berbau
- Dapat terbakar dengan warna nyala biru
- Sangat mudah mengikat hemoglobin

Sumber CO:
Dari pembakaran bahan bakar yang kurang sempurna

Bila jumlah melebihi ambang batas:
- Menyebabkan sesak napas
- Menyebabkan oksigen dalam darah yang berfungsi untuk pembakaran berkurang karena Hemoglobin lebih mudah mengikat CO daripada O2
- Menyebabkan keracunan sampai pada kematian






Karbon Dioksida (CO2)
Sifat CO2:
- Tidak berwarna tidak berbau
- Tidak dapat terbakar
- Meningkatkan suhu bumi

Sumber CO2:
Dari pembakaran, pernapasan, pembusukan

Kegunaan CO2:
Fotosintesis pada tumbuhan, minuman ringan, CO2 padat (es kering) untuk campuran pendingin pada hujan buatan

Bila jumlah melebihi ambang batas:
Menyebabkan pemanasan global yang berakibat mencairkan es di kutub sehingga menyebabkan kenaikan permukaan laut



b. Oksida Belerang
Oksida belerang adalah SO2 dan SO3 yang umumnya mempunyai sifat sama. Oleh karena itu pembahasannya kita jadikan satu.

Sifat SO2 dan SO3:
- Tidak berwarna dan berbau tajam (SO2)
- Berwarna putih (SO3)

Sumber SO2 dan SO3:
Dari pembakaran pada industri logam, pembakaran batu bara

Kegunaan SO2 dan SO3:
Pembuatan asam sulfat, pemutih dan sebagai reduktor

Bila jumlah melebihi ambang batas:
- Menyebabkan hujan asam yang merusak tumbuhan dan menimbulkan korosi
- Menyebabkan sakit bila terhisap melalui pernapasan dan dapat merusak jaringan tubuh



c. Oksida Nitrogen
Nitrogen Monoksida (NO)
Sifat NO:
- Tidak berwarna
- Kurang stabil

Sumber NO:
Dari pembakaran pada suhu tinggi, terjadinya kilat

Bila jumlah melebihi ambang batas:
Bertindak sebagai katalisator dalam penguraian ozon



Nitrogen Dioksida (NO2)
Sifat NO2:


- Berupa gas berwarna coklat
- Berubah menjadi gas N2O4 (tidak berwarna) bila didinginkan


Sumber NO2:
Dari pembakaran gas nitrogen monoksida

Kegunaan NO2:
Sebagai oksidator dan zat titrasi

Bila jumlah melebihi ambang batas:
- Merusak paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan yang bersifat kronis
- Bertindak sebagai katalisator dalam penguraian ozon
- Campurannya dengan NO menyebabkan asap kabut


Dinitrogen Monoksida (N2O)
Sifat N2O:
- Tidak berwarna dan rasanya manis
- Tidak bisa terbakar
- Bersifat labil di toposfer
- Dapat terurai menjadi NO di lapisan stratosfer, dengan bantuan ultraviolet

Sumber N2O:
Dari pembakaran hutan dan minyak dari fosil

Kegunaan N2O;
Pembuatan asam sulfat, pemutih, dan sebagai reduktor

Bila jumlah melebihi ambang batas:
Menyebabkan kenaikan suhu bumi


d. Timbal
Sifat:
- Berwarna putih kebiruan, mengkilap, dan lembek sehingga mudah ditempa
- Penghantar listrik yang buruk
- Tahan karat, tahan asam, dan tahan radiasi
- Bereaksi dengan basa kuat

Sumber:
- Dari mineral galena (PbS), anglesit (PbSO4), kerusit (PbCO3)
- Juga ditemukan dalam keadaan bebas

Kegunaan:
- Pembungkus kabel
- Komponen aki
- Penyerap suara
- Bahan tambahan untuk bahan bakar dalam senyawa TEL (tetra etil lead)

Bila jumlah melebihi ambang batas:
Bersifat racun dan menyebabkan kerusakan otak dan kelumpuhan

(sumber: buku "panduan kimia praktis sma")








Read More..