Senin, 22 Februari 2010

Jenis Koloid

Jenis-Jenis Koloid


Sistem koloid terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi (medium dispersi). Penggolongan suatu sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan fase pendispersi tersebut.

Koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol.
Ada tiga jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair(padat dalam cair), dan sol gas (padat dalam gas).
Istilah sol biasa digunakan untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat).

Koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi.
Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam gas).
Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama aerosol (aerosol cair).


Koloid yang mengandung fase terdispersi disebut buih.
Hanya ada dua jenis buih, yaitu buih padat dan buih cair.
Campuran antara gas dengan gas selalu bersifat homogen jadi merupakan larutan, bukan koloid.
Istilah buih biasa digunakan untuk menyatakan buih cair.



a. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas.

Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.

Contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara.
Contoh aerosol cair : kabut dan awan.



b. Sol
Sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair.

Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.

Contoh sol : air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergent, sol kanji, tinta tulis, dan cat.



c. Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain.

Syarat terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.

Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan lateks.
Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : mayonaise, minyak bumi, dan minyak ikan.



d. Buih
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat air.

Untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergent, dan protein.

Buih digunakan pada berbagi proses, misalnya pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih antara lain eter dan isoamil alkohol.
Zat pemecah buih disebut agen anti buih (defoaming agent).



e. Gel
Gel adalah sistem koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair).

Contoh gel : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika.

Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium dispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak padat.



(Sumber: buku “Kimia untuk SMA Kelas XI-2B)




0 komentar:

Posting Komentar